Jumat, 08 April 2011

Ali bin Abi Tholib Pakar Matematika



Ngomong” soal matematika, pasti kebayang pelajaran yang ga’ banget bagi beberapa orang. Tapi bagi ku, enjoy ja .. kan emang dah panggilan hati untuk menekuni bidang ini, walau awal”nya emang terpaksa .. hehehe.

Taukah sahabat sosok Ali bin Abi Tholib, seorang sahabat Rasulullah saw, sekaligus menantu kesayangannya. Sosok yang diberi gelar gerbang ilmu oleh Rasulullah ini ga’ hanya bijak dalam permasalahan agama namun ternyata beliau seorang pakar matematika. Wuaah .. kalo gini aku tambah mengidolakan Ali, selain Rasulullah n Fatimah Az Zahra. (bolehkan idola lebih dari satu .. zizizi .. ^_^v).
Yuk kita simak kisah” beliau yang menunjukkan kemampuan matematikanya ..

Kisah Pertama

Suatu hari, pernah seorang Yahudi berniat mempermalukan Ali di hadapan orang” Arab tentang suatu persoalan.
“wahai Imam Ali, berikan satu bilangan bulat yang apabila dibagi dengan satu sampai sepuluh jawabannya akan tetap bilangan bulat dan bukan pecahan” tanya lelaki Yahudi itu.
Ali bin Abi Thalib menjawab : “hitunglah banyak hari dalam seminggu dikali dengan banyak hari dalam setahun”
Yahudi itu pun mengira” ..

Kemudian, Yahudi itu menemukan hasilnya sebagai berikut:
- Jumlah hari dalam 1 Tahun = 360 (kalender Arab)
- Jumlah hari dalam 1 Minggu = 7
- Hasil perkalian dua angka diatas = 360 × 7 = 2520


Yups .. hasilnya 2520, bagaimana bisa.??

Mari kita buktikan ..
2520 ÷ 1 = 2520
2520 ÷ 2 = 1260
2520 ÷ 3 = 840
2520 ÷ 4 = 630
2520 ÷ 5 = 504
2520 ÷ 6 = 420
2520 ÷ 7 = 360
2520 ÷ 8 = 315
2520 ÷ 9 = 280
2520 ÷ 10 = 252


Kisah Kedua

Dua pengembara sedang duduk sambil menikmati hidangan roti. Pengembara pertama mempunyai 5 potong roti dan pengembara kedua mempunyai 3 potong roti.
Kemudian datang seorang pengembara lagi, lalu diajaklah pengembara itu untuk makan bersama. Maka seorang pengembara memotong setiap roti menjadi 3 bagian yang sama besar (8 × 3 = 24). Sehingga setiap pengembara mendapat 8 potong roti (24/3 = 8).

Selesai menikmati hidangan roti tadi, pengembara ketiga itu meninggalkan mereka dan memberikan 8 dirham.
Pengembara pertama ingin membagikan 8 dirham itu. Karena merasa dia memberikan 5 potong roti, maka dia mengambil 5 dirham dan 3 dirham lagi diberikan kepada pengembara kedua yang hanya memberikan 3 potong roti.

Tapi, pengembara kedua tidak puas. Menurutnya, seharusnya 8 dirham itu dibagi dua, 4 dirham tiap orang. Lalu mereka pun bertengkar.

Masalah ini pun dibawa kehadapan Sayidina Ali. Ali pun menyuruh pengembara kedua menerima pembagian yang dilakukan oleh pengembara pertama karena pengembara pertama memang lebih berhak mendapat lebih disebabkan dia mempunyai potongan roti yang lebih banyak. Namun pengembara kedua masih tidak mau mengalah.

Sayidina Ali pun berkata, "Seharusnya anda hanya berhak mendapat satu dirham saja. Jika 5 potong roti pengembara pertama dicampur 3 roti mu menjadi 8. Kemudian anda potong setiap roti menjadi 3 bagian. Maka ada 24 potong roti (8 × 3). Jadi 3 roti anda bila dipotong tiga akan menjadi 9 bagian, sedangkan anda telah makan 8 bagian. Bukankah ini berarti hanya satu bagian yang anda berikan kepada pengembara ketiga (9 – 8 = 1). Pengembara pertama, 5 rotinya dipotong tiga sehingga menjadi 15 bagian, dan dia telah makan 8 bagian. Berarti 7 bagian yang diberikannya kepada pengembara ketiga itu. Jadi seharusnya pengembara pertama mendapat 7 dirham dan anda hanya layak mendapat 1 dirham saja."

Kisah Ketiga

Sebelum meninggal, seseorang telah membuat wasiat:
"Saya mempunyai 17 ekor unta. Jika saya meninggal dunia, bagilah unta-unta ituuntuk 3 orang anak saya. Anak sulung saya, berilah dia 1/2 dari banyaknya unta saya. Anak kedua, beri dia 1/3 dari banyak unta saya. Anak ketiga saya, berilah dia 1/9 dari banyak unta saya."
Setelah beberapa hari, si pembuat wasiat itu pun meninggal dan ketika membaca wasiat tersebut, anak-anaknya bingung. Bagaimana membagi 17 ekor unta tadi. Maka mereka pun memutuskan bertemu dengan Sayidina Ali.

Setelah membaca isi wasiat itu, Ali bin Abi Thalib berkata:

"Saya akan pinjamkan kalian seekor unta saya. Maka banyaknya unta sekarang ada 18 ekor.
-Anak sulung mendapat 1/2 dari 18 ekor unta = 9 ekor (1/2 x 18 = 9)
-Anak kedua mendapat 1/3 dari 18 ekor unta = 6 ekor (1/3 x 18 = 6)
-Anak ketiga mendapat 1/9 dari 18 ekor unta = 2 ekor (9 + 6 + 2 = 17)

Dan sekarang saya ambil kembali unta saya."

Subhanallah .. keren ya .. selain pandai dalam agamanya, beliau juga cerdas dalam bidang lain (dalam topik ini, matematika).
Seharusnya kita meniru beliau, paham dengan berbagai bidang, tapi tetap kita punya spesialisasi sendiri.
Ssttt .. aku juga gi nyoba nie .. doakan aku ya sahabat, aku jadi ilmuwan ahli matematika yang sholihah, dan menginspirasi orang berbuat kebaikan. ^^ .

“Katakanlah: ‘samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?', sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran". (QS 39 : 9)

0 komentar:

Posting Komentar