Sabtu, 02 April 2011

Abu Thalhah dan Boy ‘penghuni terakhir AnTV’



Malam itu, seperti biasa, selepas ku melakukan aktivitas harian ku (nglesi), ku nimbrung nonton televisi bareng keluarga ku. Kebetulan kali itu nonton ‘penghuni terakhir’ .. sebenarnya ku ga’ begitu suka tayangan” seperti itu, tapi ga’ papa lah, itung” berbaur dengan saudara” ku yang lain (ibu, ade’, sepupu, om, tante, plus anak” kos).
Da sesuatu yang membuatku teringat akan kisah seorang sahabat.
Ups lupa .. kan mo nyeritain, da pa dg ‘penghuni terakhir’ malam itu .. hehehe
Jadi begini sahabat, waktu itu (terlepas apakah tayangan itu dengan skenario atau mengalir dengan benar tanpa rekayasa) .. si ‘Boy’ (salah satu peserta penghuni terakhir, sekarang dah ter-ekstradiksi katanya .. ^^) itu tiap hari melihat teman”nya melakukan ibadah (sholat, ngaji, dll), sehingga tergeraklah hatinya untuk mengetahui Islam secara lebih mendalam. Singkat waktu, di suatu hari kebetulan da ustadz yang dikirim ke rumah itu, n jadilah si Boy mengungkapkan keinginannya untuk memeluk Islam, tak berapa lama setelah menyiapkan tempat yang lebih rapi n semua penghuni ngumpul (yang cewek semua pake kerudung lho .. mbok ya tiap hari gini kan agak adem .. ~maunya~ .. hehehe) , terucaplah syahadat dari bibir si Boy, walau terbata-bata, tapi alhamdulillah lancar .. sip . sip .. jadi tambah satu nich jumlah umat Islam . ^^v
Rus apa menariknya cerita itu?
Mungkin biasa bagi beberapa orang, tapi bagiku lain dunk .. jiaah pede nian .. zizizi
Lanjut ceritanya dlu y .. Tau sendiri si Boy ngebet banget ma Amel, yang katanya dah pacaran 7 tahun (duh luamanya) n ingin sekali mengakhiri hubungan itu dengan menikah (doakan saja kawan), yang katanya juga dapat pertentangan disana-sini, gara” kepercayaan mereka berbeda (yah .. yg ni mah jelas ku juga akan menentangnya .. ^^). Lha pas si Boy dinyatakan sah menjadi seorang mualaf (alhamdulillah..), tanpa komando pun Amel berlinangan airmata (antara seneng, haru, n apa y .. ga’ tau dech apaan .. kn si Amel lom bilang ke aku ttg perasaannya saat itu .. hehehe).
Dari sini, ku pun nyeletuk, berkomentar tanpa dikomando .
“hmm .. jadi inget kisahnya Ummu Salamah, sahabat Rasulullah” ujar ku.
n seperti yang ku prediksi, semuanya menimpali “memang  kenapa?”
Tanpa berniat menggurui, ku pun cerita bahwa dulu pada masa Rasulullah ada sahabat yang bernama Ummu Salamah (salah satu perempuan unggul di masa itu, da yang menyebutnya Ummu Sulaim) menjadi pembuka ruang pencerahan bagi calon suaminya, Abu Thalhah. Loh kok bisa? Ya iyalah .. Karena Ummu Salamah inilah, Abu Thalhah yang tadinya belum masuk Islam akhirnya menjadi seorang mujahid dakwah. Dan taukah sahabat, bahwa mahar yang diminta Ummu Salamah ketika menikah adalah syahadatnya Abu Thalhah (keIslaman Abu Thalhah) .. wuiis keren y .. yups cuma syahadat, karena mahar itu bukan berupa materi namun juga nonmateri .. inilah pelajaran berharga bagaimana mahar nonmateri bisa memberikan kemanfaatan optimal. Ungkapan Tsabit ra : “aku belum pernah mendengar seorang perempuan yang lebih mulia maharnya daripada Ummu Sulaim” (Nasa’i dari Tsabit). Ada pendapat bahwa pernikahan bukanlah terminal akhir, bahkan ia menjadi awal dari sebuah proses perubahan, ckckck .. subhanallah.
“Dan berikanlah mahar kepada perempuan-perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan .. ” (QS. An Nisa : 4)
Ngomong” tentang pernikahan, ku juga pengen .. hehehe ..
Bakal puanjang buanget kalo membahas soal ini, n bisa dipastikan kalo bahas ini sambil senyam-senyum, maklum lah bagi pemuda/i yang masih single seperti aku. (pembelaan terhadap diri sendiri .. ^^v)
Tapi sebelum ke arah sana, ku harus tetep belajar, menjadi baik dan lebih baik .. doakan ya sahabat, ku menjadi seseorang yang bermanfaat bagi semuanya, menginspirasi, seseorang yang tak pernah merasa lelah berjalan di jalur kebaikan, tak merasa bosan berkarya, tak jengah mencari hidayah, tak gelisah meski kondisi sederhana.
"Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah." (Al-An'aam 162-163)

Jadi ingat sebuah cuplikan buku yang beberapa waktu lalu ku baca ..
Filosofi pohon pisang
Engkau tau pohon pisang? Dimana pun dia berada ia selalu tumbuh dan berbuah, tak mengenal masa dan tak gampang lelah. Begitu dipotong ia tumbuh dan terus tumbuh, sebab baginya kematian itu tidak dihadapi dengan kepasrahan tapi disiapkan dengan menumbuhkan pohon dan buah yang baru. Belajar dari pohon pisang berarti tak membiarkan diri tanpa amal sama sekali. Ia harus selalu menggunakan momentum untuk menumbuhkan kader-kader berikutnya.
Aku pun ingin menjadi seorang pelopor plus menginspirasi .. amin . amin ..
Imam syafi’i mengatakan : “jadilah kamu pribadi yang unik. Menangis saat engkau hadir di dunia meski orang lain tertawa. Dan engkau tersenyum saat meninggal dunia, meski orang-orang menangisi kepergianmu”
Wualah .. lha kok malah jadi mbahas kemana-mana gini ..
Kembali ke topik awal, sesungguhnya Allah memberikan hidayah kepada hamba-Nya yang Dia kehendaki. Semoga si Boy bisa melaksanakan tugas n kewajiban”nya sebagai seorang muslim baru .. sebagai sesama muslim, kami pun akan berdoa, semoga Allah swt selalu membimbingmu .. n selamat menempuh hidup baru Boy . zizizi .. ^^v ..

0 komentar:

Posting Komentar