Alkisah seorang pemuda melamar seorang gadis. Ketika si pemuda mengutarakan maksutnya si gadis pun menyambutnya dengan baik kesempatan itu tapi dia mengajukan satu syarat yaitu minta dibuatin mesjid dengan seribu menara sebagai maharnya dan harus dibikin selesai dalam waktu satu malam! Nah lho kayak cerita-cerita jaman dulu aja?? Tapi anehnya, ternyata si pemuda menyanggupinya dan berhasilah dia membuat mesjid seribu menara itu dalam satu malam. Kebut-kebutan sih. Tapi berhasil juga kok. Pada akhirnya si gadis pun takluk oleh pemuda itu. Mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Klise banget? Khayal lagi!! Kok bisa ada kisah kayak gini? Ya bisa lah. Mimpi kali yeee...
Nah sementara kita tinggalkan dulu dua orang itu. Kita bicara yang lain dulu saja deh. Sadar gak sih ternyata dari kecil kita sudah sering dicekokin tentang masalah mahar nikah lho. Itu tuh yang sering diceritakan sama ibuk, nenek, kakek atau guru-guru di sekolah. Apakah itu?
Iyak jawabanmu salah!
Yang bener tuh, Dongeng! Gimana sih?
Siapa yang tidak tahu dengan dongeng legenda Gunung Tangkuban Perahu? Legenda Candi Prambanan? Legenda Reog Ponorogo dan Legenda Gunung Bromo? Di dongeng-dongeng itu ternyata membicarakan hal yang sama sebagai alur utamanya yaitu mahar alias mas kawin.
Lihat saja dari cerita Legenda Gunung Tangkuban Perahu dari Jawa Barat. Singkat cerita, tokoh utama yang bernama Dayang Sumbi mau menikah dengan Sangkuriang yang notabene adalah anaknya sendiri. Tapi dia mensyaratkan bahwa maharnya adalah pembangunan danau, tempat rekreasi (gaul banget sih istilahnya?) beserta Perahu besarnya sekalian. Gak tanggung-tanggung mintanya dalam satu malam.
Selanjutnya cerita Legenda