Kamis, 05 Mei 2011

Ashabul Uhdud



Beberapa waktu lalu, ketika sahabatku sedang membaca qur’an surat al Buruuj (gugusan bintang), sontak otak ku malayang, teringat kisah Ashabul Uhdud.
Mau tau kisahnya? Duduk yang manis ya, kakak mau bercerita nich .. ^_^
Alkisah tersebutlah seorang Raja kafir yang menganggap dirinya Tuhan yang harus disembah oleh seluruh manusia. Siapapun yang tidak mau menyembahnya akan dihukum berat. Sang Raja selalu didampingi seorang tukang sihir tua dan seorang patih yang gagah berani.
Suatu hari tukang sihir berkata pada Raja,"Paduka .. Usia hamba sudah sangat tua dan tidak lama lagi hamba akan mati. Mohon Paduka mencari seorang pemuda yang cerdas untuk hamba warisi semua ilmu sihir yang hamba miliki."
Permohonan tukang sihir dikabulkan oleh Raja. Seluruh prajurit kerajaan dikerahkan untuk mencari pemuda seperti yang diinginkan oleh tukang sihir. Beberapa hari kemudian ditemukanlah Ghulam, seorang bocah dibawah umur yang diketahui memiliki otak cemerlang. 
Setelah memohon izin pada orang tuanya, Ghulam berangkat ke istana dan mulai belajar ilmu-ilmu sihir. Setelah seharian belajar, sore harinya Ghulam diperbolehkan pulang ke rumah orang tuanya. Namun keesokan harinya Ghulam harus sudah kembali ke istana. Berkat kecerdasan dan ketekunannya, dalam waktu singkat Ghulam sudah menguasai hampir seluruh ilmu yang dimiliki tukang sihir.
Pada suatu hari ketika Ghulam berangkat ke istana, ditengah perjalanan ia bertemu seorang Kyai.
"Hai bocah kecil, hendak kemana kau sendirian pagi-pagi begini?" tanya Pak Kyai pada Ghulam.
Ghulam bercerita dari awal ia bertemu prajurit kerajaan sampai berguru pada tukang sihir kerajaan. Pak Kyai tersenyum mendengar penuturan bocah cilik yang lugu itu.
"Wahai bocah, ilmu yang kau pelajari selama ini adalah sihir. Belajar ilmu sihir adalah suatu perbuatan yang sangat dimurkai oleh Allah, Tuhan yang menciptakan seluruh jagad raya beserta isinya."
Penjelasan Pak Kyai tentang Ketuhanan membuat Ghulam semakin tertarik dan ingin mengetahui lebih jauh lagi.
"Pak Kyai, bolehkah aku menjadi muridmu? Bimbinglah aku agar tidak salah jalan."
"Tentu saja boleh. Tapi bagaimana dengan latihanmu di istana?"
"Sudikah Pak Kyai mengijinkan aku untuk tetap latihan di istana agar Raja dan guruku tidak curiga?"
"Baiklah. Kalau begitu datanglah kau kesini pagi hari sebelum latihan dan sore hari setelah latihan di istana."
"Terimakasih Pak Kyai, mulai besok pagi engkau menjadi guruku."

Pertemuan Ghulam dengan Pak Kyai membuat Ghulam selalu terlambat datang ke istana dan terlambat pulang ke rumah.Ia tak bisa mengelak dari hukuman tukang sihir atas keterlambatannya, demikian juga hukuman dari orangtuanya. Keadaan ini diceritakan kepada Pak Kyai.
"Aku bisa mengerti kegalauan hatimu, Nak. Demi kebaikan semua, jika kau terlambat datang ke istana buatlah alasan bahwa di rumah banyak pekerjaan, sedangkan jika kau terlambat pulang, jelaskan pada orangtuamu bahwa banyak sekali ilmu-ilmu yang harus kau pelajari di istana."
Waktu terus berjalan, Ghulam semakin banyak menguasai ilmu-ilmu sihir. Hingga suatu sore ketika Ghulam pulang dari istana, terjadi keributan di tengah kota. Seekor harimau sedang mengamuk. Ia mulai menyusup diantara warga yang sedang panik, hingga akhirnya ia berhadapan langsung dengan binatang buas itu. Binatang itu mengambil ancang-ancang akan menyerang Ghulam. Ghulam mengambil sebuah batu lalu berdoa.
"Ya Allah, kalau memang ilmu Pak Kyai yang Engkau ridhoi daripada ilmu tukang sihir, maka matikanlah binatang ini."
Ghulam melempar batu tepat mengenai kepala binatang itu hingga menggelepar dan akhirnya mati. Penduduk kota yang memperhatikan tingkah laku Ghulam langsung keluar dari persembunyiannya dan bersorak sorai mengelu-elukan Ghulam. Namun Ghulam tidak memperdulikan, ia terus berjalan meninggalkan tempat tersebut. Setibanya di rumah Pak Kyai, ia menceritakan kejadian yang baru saja dialaminya.
Setelah selesai mendengar cerita Ghulam, Pak Kyai berkata, "Anakku, ternyata kau lebih hebat daripada aku. Kau sendiri telah membuktikan bahwa segala sesuatu yang benar pasti dimenangkan oleh Allah, dan segala sesuatu yg bathil pasti akan dihancurkan oleh Allah. Ketahuilah Nak, menetapi kebenaran pasti ada cobaan. Jika suatu saat kau dipanggil oleh Raja, jangan katakan kalau kau mendapat pelajaran dariku."
Sejak saat itu Ghulam semakin yakin atas kebenaran ilmu yang diajarkan Pak Kyai, bahwa tiada daya dan kekuatan di muka bumi melainkan hanyalah milik Allah, Tuhan semesta alam. Sementara seluruh pelosok negeri telah tahu bahwa Ghulam adalah si bocah sakti, ia bisa mengobati segala macam penyakit.
Pada suatu hari datanglah Patih Raja ke rumah Ghulam. Ia terserang penyakit yang ganas sehingga kedua matanya menjadi buta,
"Wahai Ghulam, jika kau bisa menyembuhkan sakitku sehingga kedua mataku kembali dapat melihat, akan kuberi kau hadiah yang sangat besar. Apapun yang kau minta akan kukabulkan."
"Sebenarnya aku tidak bisa menyembuhkan sakit apapun. Yang mendatangkan sakit adalah Allah, maka yang dapat menyembuhkan pun hanyalah Allah. Jika tuan Patih mau beriman kepadaAllah, aku akan memohon kepada Allah agar Dia menyembuhkan sakitmu."
Setelah mendengar banyak nasehat dari Ghulam, akhirnya Sang Patih menyatakan dirinya beriman kepada Allah, lalu Ghulam berdoa untuk kesembuhan Patih. Secara samar-samar Patih mulai melihat sekelilingnya hingga akhirnya pandangannya menjadi jelas. Patih pulang ke istana untuk kembali menjalankan tugas mendampingi Sang Raja. Sesampainya di istana, Raja terkejut melihat Patih.
"Paman Patih, kau sudah sembuh?! Siapa yang menyembuhkanmu?"
"Ampun paduka. Yangmenyembuhkan sakitku adalah Tuhanku dan Tuhan Paduka, yaitu Allah."
"Apa katamu?! Bukankah aku adalah Tuhanmu?! Akulah yang pantas disembah oleh semua manusia di muka bumi!"
Tanpa ampun lagi, Raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum paman Patih dengan hukuman yang berat.
"Hai Patih! Siapa yang telahmengajarimu untuk mengkhianati Rajamu!"
"Paduka .. Ghulam yang telah mengajariku. Tapi ku mohon ampunilah dia. Dia masih terlalu kecil untuk mendapatkan hukuman, biar aku saja yang menanggung semua kemarahan Paduka."
Akhirnya Ghulam dipanggil menghadap Raja. Sang Raja tidak marah kepada Ghulam, karena ia tahu bahwa Ghulam adalah calon pengganti tukang sihir kerajaan.
"Wahai anakku, tak kusangka kau menjadi seorang bocah yang luar biasa. Kau dapat menyembuhkan sakit yang diderita Patihku. Ilmu sihir yang kau miliki, lebih hebat daripada ilmu sihir gurumu."
"Paduka jangan salah. Sebenarnya hamba tidak dapat menyembuhkan sakit apapun. Yang mendatangkan sakit adalah Allah, maka yang dapat menyembuhkan pun hanyalah Allah. Allah adalah Tuhan hamba dan Tuhan Paduka. Dialah Tuhan yang pantas disembah oleh manusia dimuka bumi. Dialah Tuhannya alam semesta ini."
Seketika itu muka Raja menjadi merah, hatinya geram menahan amarah. Ghulam pun mendapat hukuman yang setimpal. Ia dipaksa mengaku, siapa orang yang telah menanamkan keyakinan itu kepadanya. Namun Ghulam teringat akan pesan Pak Kyai, sehingga ia tak mau mengaku. Hukuman semakin ditingkatkan. Ghulam tak tahan dengan beratnya hukuman itu, akhirnya ia mengaku bahwa gurunya adalah Pak Kyai. Tak lama kemudian Pak Kyai dibawa ke istana.
"Pak Kyai! Kembalilah kau pada agama nenek moyangmu! Akuilah aku sebagai Tuhan!"
"Maaf Paduka, permintaanPaduka tidak bisa hamba kabulkan."
"Pengawal. .! Hukum dia!"
Masuklah seorang algojo dengan gergaji di tangannya. Gergaji diletakkan tepat di belahan kepala Pak Kyai, namunPak Kyai tidak sedikitpun merasa takut. Pak Kyai yakin bahwa sebentar lagi ia akan mendapatkan balasan dari keteguhan imannya. Tubuh Pak Kyai sedikit demi sedikit terbelah menjadi dua. Ia telah gugur sebagai pejuang yang menegakkan Agama Allah.
"Patih! Kini giliranmu! Apa kau juga akan mengikuti jalan Kyai bodoh itu!" teriak Sang Raja.
"Paduka .. Lebih baik aku mati daripada dipaksa menentang Tuhanku."
Akhirnya Sang Patih mengalami nasib yang sama seperti Pak Kyai, tubuhnya terbelah menjadi dua bagian. Tinggallah Ghulam seorang diri yang beriman kepada Allah. Tiba-tiba Raja berteriak memanggilnya,
"Ghulam! Kau tahu, kedua temanmu telah mati. Kau tidak mau seperti mereka bukan? Bagaimana? Kau maumeninggalkan Tuhanmu dan kembali ke agama nenek moyangmu?"
Tentu saja Ghulam menolak tawaran Raja. Namun kali ini Raja tidak bisa berbuat banyak pada Ghulam. ("anak ini masih terlalu kecil untuk menerima kematian seperti Kyai dan Patih. Akan kubuat siasat saja ..")
"Ghulam. . Sekarang kau boleh tunggu di luar. Pengawal .. Ajaklah anak itu naik gunung, tanyalah ia apa mau kembali ke agama nenek moyangnya, jika tidak mau, setelah sampai puncak gunung doronglah ia ke jurang."
Berangkatlah para pengawal Raja bersama Ghulam menuju gunung. Ghulam tahu bahwa ini adalah rencana pembunuhan dirinya. Maka ia berdoa,”Ya Allah .. Cukupilah aku dari kejelekan mereka dengan apa-apa yang Kau kehendaki ..”
Saat itu tiba-tiba terjadi gempa bumi, longsorlah gunung yang akan didaki itu menimpa para pengawal Raja, mereka semua tewas. Ghulam diselamatkan Allah, tubuhnya tidak tergores sedikitpun, lalu ia kembali ke istana. Bukan main kagetnya Sang Raja demi melihat Ghulam pulang dalam keadaan selamat.
"Hai bocah! Mengapa kau masih disini?! Mana para pengawalku?!"
"Mereka mati dibunuhTuhanku. ."
Raja kembali mengutus pengawalnya untuk membawa Ghulam berlayar dengan maksud akan melempar Ghulam ke tengah lautan. Di tengah perjalanan Ghulam kembali berdoa agar Allah menyelamatkan dan merusak kepada orang-orang yang berniat jelek kepadanya. Tiba-tiba datang ombak besar, perahu yang mereka tumpangi terbalik dan pecah, semua mati tertelan ombak kecuali Ghulam yang selamat kembali ke istana. Raja kembali dikejutkan dengan kedatangan Ghulam.
"Ghulam. .! Kau kembaki?! Mana yang lain?!"
"Mereka ditenggelamkan Allah di tengah lautan. Paduka. . Engkau tidak akan dapat membunuhku, karena Allah belum menghendaki aku mati. Jika Paduka ingin membunuhku, patuhilah syarat-syarat yang ku ajukan. ."
"Katakan apa syarat itu!"
"Kumpulkan seluruh rakyat dialun-alun, tanpa kecuali. Ikatlah aku di pohon kurma, lalu panahlah aku. Sebelum Paduka melepaskan anak panah, Paduka harus berteriak keras .. BISMILLAHIROBBIL GHULAM (dengan menyebut  namaAllah, Tuhannya Ghulam)
Hari itu alun-alun sudah penuh warga yang berkumpul sejak pagi, mulai bayi, remaja, pria, wanita sampai kakek nenek. Ghulam sudah terikat di pohon kurma. Busur dan anak panah sudah di genggaman Sang Raja. Sang Raja mendatangi para menterinya satu per satu lalu berkata,
"Firasatku mengatakan, akan terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan. Tetapi apapun yang terjadi, bocah itu harus mati."
Para menteri kerajaan hanya terpaku memikirkan apa maksud perkataan Raja. Raja mulai menarik busur dan anak panah. Lalu diarahkan ke tubuh Ghulam. Raja berteriak. .BISMILLAHI ROBBIL GHULAM. .
Anak panah melesat mengenai pelipis Ghulam. Seketika itu Ghulam meninggal dunia sebagai pejuang agama Allah.
Begitu melihat Ghulam terbunuh, rakyat yang sejak tadi terpaku tiba-tiba menjadi bergemuruh.
Mereka menyatakan beriman kepada Allah. . KAMI BERIMAN KEPADA TUHANNYA GHULAM! . . KAMI BERIMAN KEPADA TUHANNYAGHULAM! . . KAMI BERIMAN KEPADA TUHANNYA GHULAM! . .
Raja yang kegirangan melihat Ghulam telah mati kini berubah menjadi panik. Para menteri kerajaan dikumpulkan untuk bersidang.
"Wahai Paduka. . Ternyata firasat Paduka benar. Hampir seluruh rakyat negeri ini meninggalkan paduka. Mereka beriman kepada Tuhannya Ghulam. Sekarang apa yang harus kita lakukan?"
"Galilah lubang yang besar dan dalam pada setiap perempatan jalan, lalu nyalakan api di dalamnya. Bagi siapa yang tidak mau kembali ke agama kita, lemparkan ke dalamnya."
Perintah pun dilaksanakan. Sudah puluhan rakyat yang dilemparkan ke dalam lubang api karena mereka mempertahankan keimanannya kepada Allah. Hingga tiba giliran seorang ibu yang menggendong bayinya. Sang ibu memandang bayinya ..
"Nak. . Kalau ibu melompat, bagaimana dengan mu?"
tiba-tiba bayi dalam gendongan itu berbicara ..
"Ayo ibu. . Melompatlah. .Sesungguhnya engkau dalam mempertahankan kebenaran. ."
Langsung Sang Ibu melompat bersama bayinya. Mereka yang telah terjun ke dalam lubang itu berprinsip 'lebih baik mati daripada hidup dipaksa kafir kepada Allah. Lebih baik masuk lubang api di dunia daripada dibakar api neraka di akhirat.'
Api yang membara di lubang-lubang itu ternyata kian membesar dan sulit dipadamkan, hingga merembet ke perumahan penduduk yang akhirnya menyambar istana Raja. Raja beserta seluruh pengikutnya mati terbakar.
Begitulah orang-orang zhalim dan para thaghut membakar rakyat jika mereka membelot dari jalan yang telah mereka rumuskan. Perkara paling penting dan utama adalah tegaknya kerajaan mereka agar mereka tetap berkuasa. Jika tidak, maka mereka akan membakar yang basah maupun yang kering dan menghancurkan segala sesuatu.
Kisah Ashabul uhdud itu adalah kisah pemilik yang menggali lubang laknatullah karena egois akan kuasa yang ada pada mereka. Apa yang dilakukan oleh orang-orang zhalim terhadap orang mukmin. Alloh menjelaskan bahwa sebab dibakarnya orang-orang mukmin adalah karena iman mereka.
“Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Alloh yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, dan Alloh Maha Menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Al-Buruj: 8-9)
Sebuah hadis yang dirawikan oleh Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Nasa’i, juga diriwayatkan oleh Imam Tarmidzi melalui sahabat Baginda saw, Shuhaib.

0 komentar:

Posting Komentar