Rabu, 28 September 2011

the Core



The core, film lama yang dirilis tahun 2003, yang meraup pemasukan lebih dari $ 70 juta pada box office itu beberapa hari yang lalu ditayangkan lagi di televisi kita.

Tak ku sangkal, kalau ku sangat suka film-film seperti ini, full pengetahuan, walaupun da beberapa hal yang ku tak sepakat. Tapi secara keseluruhan ku sangat menikmatinya.

Ya, film sains-fiksi, film yang dihadapkan dengan berbagai fakta fisika, khususnya geofisika, yang terkadang bisa memacu para fisikawan/geofisikawan untuk mengungkap mana yang fakta dan mana yang fiksi.
Cerita yang terangkai dalam The Core pun mengingatkan ku pada film Armageddon. Bedanya, Armageddon menembus luar angkasa, sedangkan The Core masuk jauh ke dalam perut Bumi, mencapai pusat perputaran Bumi. 

Film The Core dibuka dengan suasana di sebuah gedung perkantoran. Pada saat yang
digambarkan sangat menentukan kelangsungan perusahaan tersebut, seorang eksekutif tiba-tiba tak sadarkan diri. Hal serupa juga terjadi pada orang-orang lain, yang setelah diteliti ternyata mereka pemakai alat pacu jantung. Kejadian di Boston itu langsung merembet sampai ke San Francisco. Jembatan terkenal di kota tersebut, Golden Gate, disapu sebuah kekuatan yang muncul dari dalam air. Jembatan kokoh itu pun roboh, dan mengakibatkan kendaraan beserta para penumpangnya lenyap.

Di negara sekutu AS, Inggris, kejadian serupa muncul. Kawasan Trafalgar Square, London. Orang-orang yang tengah bersantai di lapangan yang dipenuhi banyak burung itu harus melihat burung-burung tersebut mendadak kehilangan arah, saling bertabrakan atau mati karena terbang ke arah gedung-gedung tinggi.

Siapa gerangan yang berani menyerang Bumi?

Para penguasa dan petinggi militer di negeri adidaya itu pun langsung bersidang. Maka, dibawalah seorang dosen muda yang juga ahli geofisika, Dr Josh Keyes. Dia berhasil menyimpulkan penyebab kegoncangan di dunia. Ini semua gara-gara perputaran pusat Bumi yang tak berjalan mulus.

Mereka pun berembuk dan sampai pada kesimpulan untuk mengirim sejumlah orang ke pusat perputaran Bumi untuk mengatasi ancaman terhadap kelangsungan kehidupan di dunia ini. Tim yang ditugaskan untuk misi ke dalam perut Bumi ini terdiri dari Dr Josh Keyes, Komandan Iverson, Dr Conrad Zimsky (ilmuwan geofisika yang arogan), Dr Ed Brazzelton (ilmuwan pembuat pesawatnya, yang akhirnya dinamakan virgil) , ahli senjata atom asal Perancis, Dr Sergei Leveque, dan satu-satunya perempuan yaitu Mayor Rebecca Childs yang multitalenta. Misi menembus perut Bumi ini juga didukung oleh seorang spesialis komputer yang biasa dipanggil Rat. Satu demi satu anggota misi ini pun kehilangan nyawa. Tim sampai pada sebuah titik, apakah misi ini akan diteruskan atau dihentikan saja. Tetapi, siapkah AS menerima kekalahan? Dan pada akhir cerita, ternyata kunci dari film ini adalah Rat, si spesialis komputer.

Pikiran ku pun menerawang, mengingat-ingat film-film yang hampir mirip dengan film itu, dan dari beberapa detik ku berpikir, ku menyimpulkan negeri Paman Sam ternyata tak hanya terobsesi memberi rasa aman kepada rakyatnya, tetapi mereka juga ingin tampil sebagai penyelamat seluruh umat manusia, bahkan Bumi. Bila dalam invasinya ke Irak, AS dan sekutunya beralasan mencari senjata kimia pemusnah massal yang sampai sekarang pun tidak ketahuan keberadaannya, dalam film produksi Hollywood pun muncul obsesi serupa. AS harus muncul sebagai pemenang dengan korban sekecil mungkin. Dalam film The Core pun, Pemerintah AS tampil sebagai pemenang melawan keganasan benda luar angkasa. Korbannya? Bila invasi ke Irak mengorbankan ribuan nyawa, dalam film itu korban bisa diminimalkan menjadi hanya beberapa orang saja.

Wuaaah, bener-bener menyebalkan !

Jadi inget materi ghozwul fikr (perang pemikiran). Ada beberapa strategi mereka utuk memerangi ummat Islam, diantaranya dengan 4F 5S (Food, Fun, Fashion, Film, Sex, Smoke, Sains, Sport, Song). Dan yang ku terangkan ini termasuk film plus sains. Untuk materi tentang ghozwul fikr kapan-kapan insyaAllah ku posting dech.

Kali ini ku akan mengupas film ni dengan sudut pandang lain, tentang Rebbeca (astronot wanita yang ikut dalam misi tersebut). Dalam film itu, diceritakan dia memiliki banyak kelebihan, atau bisa dibilang multitalenta. Di usianya yang masih muda, dia sudah bergabung dengan astronot lain dan menjelajahi luar angkasa. Walaupun perempuan, karakter tegas dan disiplin dari dirinya membuatnya berbeda dengan gadis lain. Ketika ditanya oleh rekan lelakinya, “Kau asronot, namun bisa mengikat dasi juga. Apakah ada hal yang tidak bisa kamu kerjakan?” “Tidak ada sepengetahuanku” jawabnya tegas, tanpa basa-basi. Weisss…mantap n berani betulll ya…

Nah, Karena keahliannya dalam hal navigasi, dia ditunjuk oleh komandannya untuk menjadi tim penyelamat bumi. Bersama 5 kawan lelaki, mereka memiliki misi untuk menembus ke inti bumi dan membuat arus putaran agar inti bumi berputar kembali seperti semula. Saat ini, putaran inti bumi berhenti dan dapat menyebabkan hilangnya gravitasi bumi. Dampak paling buruknya, lapisan atmosfer tidak akan bisa lagi menyelimuti bumi dari panas matahari. 6 orang dalam tim itu memiliki peran sendiri sesuai dengan keahlian dan spesifikasi ilmunya.
Sebagai seorang yang memiliki multitalent, Rebecca ingin mencoba berperan sebagai pemimpin. Tidak sekedar navigator yang hanya mengarahkan saja. Sikap itu tidak ditampakkan olehnya secara langsung, namun dapat terbaca oleh komandan Iverson.

Ada bagian percakapan yang menarik bagiku. Dalam latihan yang dia lakukan sendiri di tengah malam, Rebecca gagal membawa virgil dengan selamat.

Saat itu, Iverson, komandannya, muncul dan dengan bijak, ia berkata pada Rebecca,
“kau boleh berlatih tuk duduk disana, tapi tak berarti kau siap duduk disana. Menjadi pemimpin itu bukan karena keahlian, tapi karena tanggungjawab.
(Made it a leader is not about ability. It’s about responsible)
Kau tidak bertanggungjawab untuk membuat keputusan yang benar, kau harus siap membuat keputusan yang salah. Kau harus siap untuk membuat kesalahan.”

Rebecca menyela,
“Apa yang membuat kau berpikir bahwa aku tidak bertanggungjawab?”

Jawab Iverson,
“Karena kau hebat. Karena hebat, kau tak pernah melakukan hal yang akan membuatmu salah. Hanya saja, kau terbiasa untuk menang. Dan kau belum benar-benar jadi pemimpin sampai kau kalah.”

Dan kenyataan itu terbukti ketika di tengah perjalanan misi mereka menembus inti bumi, Komandan Iverson tewas dilahap lahar magma bumi. Rebecca pun harus menggantikan posisi komandan untuk menjalankan virgil menuntaskan tugasnya. Dan benar saja, saat dihadapkan pada situasi kritis, dan ada dua pilihan yang masing-masing beresiko, dia bingung mengambil keputusan. Bimbang menentukan sikap apa yang harus dia ambil. Masing-masing memiliki resiko terhadap keselamatan.

Apa yang bisa kalian simpulkan kawan?

Yups, tiap orang punya keahlian masing-masing, dan bukan berarti orang yang multitalent tak punya kelemahan, dan ingatlah semua yang kita kerjakan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Urusan langit dan bumi itu sudah diatur sedemikian sehingga oleh Allah swt, Sang Pencipta, dan tidak ada cacat suatu apapun.

Qur’an surat As Sajdah : 4 - 5
004. Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas `arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa`at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
005. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.

Islam terbukti benar kawan, yuk lebih giat belajar dari mana saja .. GAMBARU !

0 komentar:

Posting Komentar