Senin, 28 Februari 2011

Belajar Tegar Pada Bayi



# Jalan di sawah
Di gigit lintah
Kakinya berdarah…

# Tegak seorang na
Lamo lamo na…

# Tak lelo lelo lelo ledhung
Anakku sing gagah dhewe
Besuk gedhe arep dadi opo?

Masih kah ingat dengan ke-3 syair diatas? Syair sederhana yang orang tua nyanyikan saat bayi belajar berdiri atau berjalan. Mungkin kita pun dulu saat bayi mengalami hal yang sama, saat kita dituntun untuk belajar berjalan selangkah demi selangkah oleh ibu atau ayah kita. Sesekali jatuh lalu bangkit lagi, jatuh dan bangkit lagi, sampai akhirnya kita bisa berjalan dengan baik bahkan berlari kesana kemari, kedepan kebelakang, melompat-lompat sambil tertawa lepas. Bermain dengan teman-teman, mengejar layang-layang, menerjang aral rintang di hadapan, tertusuk duri, tertusuk pecahan kaca, lalu kau obati, dan sembuh, lalu mengulanginya lagi berlari dan terus berlari, mengejar dan terus mengejar, sampai apa yang kita mau, apa yang kita inginkan, yang kita harapkan dapat kita raih. Lalu kita pun tersenyum puas, meski sebelumnya harus berdarah karena duri dan pecahan kaca. Yups sekarang kita telah menjadi pemenang “the winner”. Karena memang fitrah kita adalah sebagai pemenang. Sejak lahir ke dunia pun kita sudah menjadi pemenang karena telah mengalahkan jutaan sel sperma yang dipancarkan ke sel telur.
Kawan, mari kita renungkan sejenak. Andai saja, jika saja, kita dahulu saat bayi, saat belajar berjalan kita menyerah, karena harus jatuh dan jatuh lagi. Apa yang akan terjadi??

Manusia Magnet: Misteri atau Fisika?



Benda-benda logam maupun non logam menempel di kulit Bogdan, bocah Serbia.


KOMPAS.comDiscovery News meragukan kemampuan magnetik (atau supranatural) milik Bogdan, bocah laki-laki asal Serbia, sehingga perabotan rumah tangga bisa menempel pada kulitnya. Ada penjelasan dengan fisika mengenai "kemampuan" itu.

Dalam sebuah artikel, Discovery News menyatakan bahwa fenomena itu tidak terletak pada sifat magnet atau kemampuan mistis, tetapi terletak pada fisika friksi pada kulit. "Kulit elastis dan bisa menyelaraskan bentuknya dengan obyek yang menyentuhnya. Efek ini semakin terasa pada

Senin, 14 Februari 2011

Sang Perindu dalam Penantian



Alangkah bahagianya bila kudapati cinta-Nya
Cinta seorang perindu yang tak ada harganya
Aduhai betapa rindu hatiku meraih balasan kasih sayang-Nya
Dalam hati hanya kusebut-sebut asma-Nya

Apa pun pasti akan kutempuh untuk menggapai rahmat-Nya
Sekiranya diriku harus menderita, maka aku rela demi sayang-Nya
Seandainya Dia menyambutku dalam pelukan-Nya, berarti aku diridoi-Nya
Betapa cinta tak mengenal susah dan pedihnya untuk mendekati-Nya

Andai kumampu untuk menghiasi diri hanya untuk menyeru asma-Nya,
Maka aku akan berjuang dalam batas kemampuanku tanpa menghilangkan rindu kepada-Nya
Adakah diriku dapat berbuat untuk mencintai-Nya?

iman semut vs iman manusia


Di zaman Nabi Allah Sulaiman ada satu peristiwa, ketika Nabi Sulaiman sedang berjalan nampaklah seekor semut berjalan di atas batu; lantas Nabi Sulaiman merasa heran bagaimana semut ini hendak hidup di atas batu yang kering di tengah-tengah padang pasir yang tandus. Nabi Sulaiman pun bertanya kepada semut:
"Wahai semut apakah engkau yakin ada makanan cukup untuk kamu".

Semut pun menjawab: "Rezeki di tangan ALLAH, aku percaya rezeki di tangan ALLAH, aku yakin di atas batu kering di padang pasir yang tandus ini ada rezeki untuk ku". Lantas Nabi Sulaiman pun bertanya:
"Wahai semut, seberapa banyakkah engkau makan? Apakah yang engkau makan?"
Jawab semut:
"Aku makan hanya sekadar sebiji gandum sebulan".

Nabi Sulaiman pun menjawab: "Kalau kamu makan hanya sebiji gandum sebulan tak usahlah kamu hidup di atas batu, bolehkan aku menolongmu?".

Nabi Sulaiman pun mengambil satu kantong, dia angkat semut itu dan dimasukkan ke dalam kantong; kemudian Nabi ambil gandum sebiji, ditaruhnya dalam kantong dan tutup bekas itu. Kemudian Nabi meninggalkan semut didalam kantong dengan sebiji gandum selama satu bulan.

Setelah satu bulan

Senin, 07 Februari 2011

Betapa indah berkeluarga


Ketika melihat pasangan yang baru menikah, saya suka tersenyum. Bukan apa-apa, saya hanya ikut merasakan kebahagiaan yang berbinar spontan dari wajah-wajah syahdu mereka. Tangan yang saling berkaitan ketika berjalan, tatapan-tatapan penuh makna, bahkan sirat keengganan saat hendak berpisah. Seorang sahabat yang tadinya mahal tersenyum, setelah menikah senyumnya selalu saja mengembang. Ketika saya tanyakan mengapa, singkat dia berujar “Menikahlah! Nanti juga tahu sendiri”. Aih…aih…
Menikah adalah sunnah terbaik dari sunnah yang baik itu yang saya baca dalam sebuah buku pernikahan. Jadi ketika seseorang menikah, sungguh ia telah menjalankan sebuah sunnah yang di sukai Nabi. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa Alloh hanya menyebut nabi-nabi yang menikah dalam kitab-Nya. Hal ini menunjukkan betapa Alloh SWT menunjukkan keutamaan pernikahan.
Dalam firmannya, “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan rasa kasih sayang diantaramu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kalian yang berfikir.” (QS. Ar-Rum: 21).
“Subhanalloh…menikah itu indah,”kata ayah saya dan hanya bisa dirasakan oleh orang yang sudah menjalaninya. Ketika sudah menikah, semuanya menjadi begitu jelas, alur ibadah suami dan istri.
Beliau mengibaratkan ketika seseorang baru menikah dunia menjadi terang benderang, saat itu kicauan burung terdengar begitu merdu. Sepoi angin dimaknai begitu dalam, makanan yang terhidang selalu saja disantap lezat. Mendung di langit bukan masalah besar. Seolah dunia hanya milik mereka saja, mengapa? karena semuanya dinikmati berdua. Hidup seperti seolah baru dimulai, sejarah keluarga baru saja disusun.
Namun sayang tambahnya,

Doa Rabithoh


Sesungguhnya Engkau tahu
bahwa hati ini telah berpadu
berhimpun dalam naungan cintaMu
bertemu dalam ketaatan
bersatu dalam perjuangan
menegakkan syariat dalam kehidupan

Kuatkanlah ikatannya
kekalkanlah cintanya

Sabtu, 05 Februari 2011

gini nie klo si cowo demen matematika


Suatu hari .. sepasang kekasih sedang ngobrol ..
Cewe : yang .. bagaimana menurutmu? (sambil berputar .. berharap kata” romantis yg kluar dr mulut si cowo ..)
**Tapi .. berhubung si cowo itu demen buanget ma matematika, n seperti biasa dia pun bbicara menggunakan bahasa matematika ,
beginilah jawabnya ..